Sabtu, 14 Mei 2011

Mencuri Start


Dua tahun yang lalu, aku berkenalan dengan seseorang. Hem, sebuah penawaran kuterima. It’s time to go pikirku waktu itu. Ah, benar saja. Setelah bertemu dan berbincang dengannya, aku menjadi semakin tertarik. Oke, kucoba dulu. Jari-jemariku makin asyik untuk mengedit. Kuabaikan saja temanku yang mulai mengeluh betapa gilanya aku bekerja. “Novi, stop !” begitu katanya. Tapi kuabaikan saja. Sorry friend, tanggung.


Waktu terus berjalan. Nah sampai akhirnya ada projek besar dan aku mengunjunginya lagi. Wah, siapa itu? Sesosok pria yang belum pernah kulihat sebelumnya. Mungkin itu kakaknya. Nampaknya dia pendiam. Hehe, penasaran. Sayangnya tidak
dikenalkan jadi sudahlah. Beberapa bulan berlalu. Lambat laun aku mulai akrab dengan adiknya itu meski kami hanya berkomunikasi via hp dan chat saja. Aha.. aku dapat projek besar lagi. Aku pun meluncur ke kotanya. Sayangnya, aku tidak bertemu dengan sosok pria itu. Malah bertemu lagi dengan ibunya. Ibunya bercerita beberapa hal padaku.


Suatu hari, aku menyapa adiknya via chat. Tapi ternyata yang menjawab kakaknya. Singkat cerita, kami pun berkenalan via chat. Lalu tukeran nomor hape. Kami pun saling bertegur sapa via chat, sms dan telpon. Beberapa kali aku memintanya untuk datang kerumahku. Aku tahu itu hal yang sangat susah untuk dilakukan mengingat rumahnya di luar kota yang jaraknya hampir 8 jam dari kotaku. Beberapa kali sempat tertunda, akhirnya dia benar-benar datang bersama dengan teman-temannya. Ini dah membuktikan bahwa dia cukup serius dan sangat penasaran denganku. Aku pernah melihatnya di toko adiknya tapi dia rupanya kurang memperhatikan. Tapi tak apalah..Yang penting sudah bisa ketemu langsung dengannya.


Kuperhatikan dengan seksama. Ya dia jauh berbeda dengan adiknya. Dia pendiam, suaranya lembut, dan sepertinya tidak neko-neko. Bila tidak ditanya, dia hampir selalu diam. Semakin membuatku penasaran.


Pertemuan yang singkat itu masih menimbulkan perasaan yang beraneka macam dihatiku. Akankah dia menjadi orang yang tepat? Harus dibuktikan, hehehe. Aku memang berencana mengunjungi kotanya lagi. Kota yang banyak memberiku pengalaman dan kenyamanan walau tidak selamanya menyenangkan.

Hari itu aku berangkat ke kotanya. Setelah melewati perjalanan yang panjang dan lama, akhirnya sampai juga di tokonya. Eits.. kok tutup? Hem, tapi toko adiknya gak tutup. Ya sudahlah, ke toko adiknya saja. Eh, kok adiknya juga gak ada? Aku disambut ibunya. Hehehe. Udah lama juga gak ketemu beliau. Sapaannya masih sama seperti dulu, hangat. Sambutan keluarganya juga hangat. Tiga malam aku berada dikotanya. Sebelum pulang, tak lupa pamit ke ibunya. Hehehehe. Yah semoga saja ini adalah awal yang baik dari hasil mencuri start.

1 komentar:

  1. hehehehe... start yang bagus,...
    namanya itu "teknik lele".. hehehe....
    jika ingin menangkap lele harus pegang kepalanya,.. jika mau dekat sm anaknya,.. ibu dulu di akrabkan... hehehe

    berarti sekarang jadi sm kakanya dong,... yang mana sih org nya...

    BalasHapus